Minggu, 25 Maret 2012

Kenaikan BBM dan Nasib Petani

1 April 2012 adalah momentum besar bagi perubahan ekonomi bangsa ini, bukan perubahan besar pada tatanan kondisi ekonomi dalam konteks fiskal dan moneter negara tapi perubahan besar dalam konteks peningkatan kemiskinan, kesulitan hidup kaum grass root terutama petani dan nelayan. Bagaimana tidak, sebelum adanya kenaikan BBM saja petani kita sudah sengsara, gurem, dan melarat, belum lagi dihadapkan pada hambatan-hambatan pertanian seperti kesulitan pupuk, pestisida, serangan hama, kekeringan dan banjir akibat iklim yang tidak menentu.

kenaikan BBM tidak hanya akan mengurangi daya beli petani terhadap pangan sehari-hari, tapi juga akan berimplikasi pada kenaikan harga sarana produksi seperti benih, pupuk, pestisida dan kenaikan upah buruh untuk penanaman, penyiangan dan lain sebagainya. sebagai perbandingan, pendapatan petani di Jawa Barat dengan luas lahan rata-rata 0,25 ha, tidak lebih dari Rp, 2000 Rupiah/hari, dengan daya beli yang sangat lemah tersebut petani harus dituntut untuk mencari pekerjaan lain seperti ngojek, menjadi buruh bangunan dan kuli kasar lainnya demi memenuhi kebutuhan seperti beras yang harganya sektiar Rp.7000 dan rokok kretek yang harganya sekitar Rp.8000 (Kompas.com 18 Januari, 2011). Gerbang Pertanian.com dalam satu artikelnya menuliskan bahwa rata-rata pendapatan petani perbulan sekitar Rp.300.000, hal ini disebabkan karena kepemilikan lahan petani Indonesia terutama di daerah jawa sangat sempit. Bisa dibayangkan betapa lebih sengsaranya petani jika BBM betul-betul dinaikan pada April 2011.

Kompensasi BBM Untuk Petani
Memang sebagai kompensasi kenaikan BBM pemerintah akan memberikan kompensasi berupa bantuan benih, pupuk dan sarana produksi pertanian secara gradual kepada petani dengan jumlah yang lebih besar dan diharapkan dapat menyentuh seluruh petani, namun belajar dari pengalaman banyak hal yang harus menjadi pertimbangan pemerintah agar subsidi tersebut benar-benar sampai kepada petani yang membutuhkan, terutama mengenai mekanisme distribusi, penyimpangan dan penanganan hukum dan sangsi tegas kepada pelaku kejahatan pertanian seperti penimbunan pupuk, dan sarana produksi lainnya.

Belajar dari pengalaman, negeri ini sering sekali dilanda permasalahan pertanian setiap tahunnya terutama penyimpangan dan penimbunan pupuk dan sarana produksi sehingga terjadi kelangkaan (scarcity), ketersediaan sarana produksi bantuan pemerintah yang sering out of date, akibat mekanisme birokrasi keuangan pemerintah yang seringkali tidak bisa menyesuaikan dengan jadwal tanam petani. Satu hal lagi yang harus dipahami oleh pemerintah bahwa banyak sekali pengusaha dan orang-orang oportunis yang bermain dalam usaha pertanian, sehingga ketegasan sangsi hukum dari aparat pemerintah juga mutlak diperlukan agar tidak menjadikan kompensasi BBM tersebut sia-sia.

Kompensasi dengan Perbaikan Infrastruktur
Fakta menunjukan kenaikan BBM pada tahun-tahun yang lalu juga sering didengungkan adalah adanya perbaikan infrastruktur pertanian dan sektor lainnya, tapi nyatanya, banyak sekali saluran irigasi yang rusak, bahkan banyak sawah dan lahan yang belum mendapatkan irigasi teknis, kesulitan air, buruknya jalan produksi dan jauhnya akses pasar menjadi permasalahan infrastruktur akut yang masih sulit diselesaikan. perlu kita sadari bahwa mekanisme pengelolaan APBN kita juga sangat rawan korupsi, terutama pada saat penyerahan pembangunan infrastruktur kepada pihak ketiga baik melalui penunjukan langsung ataupun melalui pelelangan umum, sehingga spesifikasi dimodifikasi sedemikian rupa seolah sesuai dengan spek tapi nyatanya tidak sama sekali.

Solusi
Secara riil masyarakat petani indonesia hanya membutuhkan dua hal terkait dengan kemudahan usaha petaniannya, yaitu murah dan tersedianya sarana produksi pertanian untuk usaha pertaniannya dan adanya jaminan harga jual hasil pertanian yang lebih baik, kebijakan pemerintah selama ini belum mengarah kepada kedua hal tersebut, sekalipun diarahkan tapi fakta dilapangan tidak terjadi perubahan yang signifikan, kelangkaan pupuk, mahalnya sarana produksi dan teknologi dan murahnya harga jual produk masih  terjadi. diperlukan pendekatan yang komperhensif dari pemerntah dengan didukung oleh program yang betul-betul mengarah kepada aspriasi dan kebutuhan petani agar tidak terjadi lagi kesalahan strategi pembangungan pertanian.

Jika pemerintah mau serius memikirkan kondisi rakyat terutama petani, seharusnya kenaikan BBM menjadi alternatif solusi terakhir atau tidak sama sekali, karena kondisi fiskal dan moneter indonesia juga masih bagus, atau pemerintah dan DPR juga sebaiknya melakukan penghematan disegala sektor, misalkan biaya perjalanan dan kunjungan ke luar negeri anggota dewan yang terhormat yang jumlahnya seabrek. disisi lain, semestinya pemerintah dengan serius mengembangkan energi alternatif lain pengganti BBM, seperti penggunaan bio etanol dan bio diesel, banyak sumberdaya hayati yang bisa dikembangkan seperti singkong, Jarak, Kelapa, Sawit dll, tinggal political will pemerintah saja mau atau tidak mengembangkannya dengan serius dan komprehensif, mengingat sumberdaya indonesia juga cukup memadai dalam permasalahan ini.

Disisi lain, sebaiknya pemerintah juga harus menyetop privatisasi asset negara terkait dengan tambang-tambang minyak nasional, dukung sumberdaya lokal untuk mengembangkan minyak lokal secara optimal sehingga bisa mengurangi impor, selain itu juga distribusi minyak dari kilang, sampai kepada pengecer juga harus diperhatikan, sudah menjadi rahasia umum, sering terjadi pengurangan kuota BBM selama distribusi dilakukan.

Dalam konteks sosial kemasyarkatan, pemerintah juga semestinya mendorong sikap hidup hemat aparat dan masyarakat terutama masyarkat level atas yang memiliki gaya hidup hedonis untuk berprilaku hidup sederhana, bisa dibayangkan jika satu orangkaya memiliki mobil 5 buah dengan rata-rata ukuran cc besar, berapa BBM setiap harinya yang dibutuhkan, selain itu pengembangan transportasi umum yang nyaman juga mutlak diperlukan agar masyarakat bisa mempertimbangkan untuk memilih transportasi umum tersebut.

well, kombinasi kedua hal tersebut upaya serius pemerintah dan perubahan gaya hidup masyarakat, setidaknya menjadi solusi ampuh bagi pengelolaan manajemen perminyakan negara, tidak ada lagi kata "naik" yang ada adalah kata BBM murah bahkan "Gratiss" sehingga tidak ada lagi petani dan komponen masyarakat lain yang sengsara dan melarat. Tapi rasanya kondisi ideal tersebut sulit diwujudkan dalam era kapitalisme global dewasa ini, diperlukan sistem lain yang bisa merubahnya, dan yang pasti bukan sosialisme yang terbukti telah hancur lebur.

Wallahu a'lam




Rabu, 21 Maret 2012

Belajar Lagi

Salam, huhu akhirnya ngeblog lagi, setelah beberapa kali lupa password karena saking jarangnya nulis, sekarang mulai lagi, niat hati agar semua apa yang ada dipikiran yang ngga bisa dituangin di facebook atau twitter bisa dituangin disini, konsep, ide, dan berbagai pemikiran mengenai berbagai hal dari yang santai, serius sampai yang harus memutar otak lehih, he he he labaay. buah dari kegalauan kalo kata anak jaman sekarang, dari sebuah pesan seorang teman yang menggelitik sekaligus membuat hati dan kepala berkeringat, kalimat yang singkat, namun alhamdulillah bisa membangkitkan semangat.
"sehebat apapun orang, secerdas apapun orang, takkan ada artinya tanpa menulis" jreng-jreng, kalimat itu singkat tapi menohok, saya selalu berpikir setiap orang itu hebat, cerdas, bahkan brilian terlepas siapa, profesi apa dan apa latar belakang pendidikannya, para petani yang banyak saya temui di Bogor, rata-rata berpendidikan rendah tapi ide-ide mereka untuk memperbaiki kualitas pertaniannya cukup bagus dan original, banyak teman pengusaha setiap hari berpikir tentang kemajuan bisnisnya dan ide apalagi yang diciptakan agar produknya laku atau jasanya dipakai customer, teman-teman mahasiswa yang punya cita-cita besar memperbaiki kehidupannya misal mempersiapkan pendidikan ke luar negeri telah menyiapkan berbagai strategi demi mencapai tujuan, para dosen termasuk dimana tempat saya belajar, setiap hari berusaha berinovasi mengembangkan kemampuan mengajarnya, dengan berbagai maksud seperti ingin dinilai bagus oleh mahasiswanya, sertifikasi dan lain sebagainya, semua berpikir keras untuk kemajuan hidup dan perbaikan dirinya. tapi yang menjadi pertanyaan adalah, seberapa banyak dari mereka berbagi pengalamannya, keberhasilan dan kegagalannya, mulus dan terjalnya cobaan yang harus dihadapi yang dituangkan dalam buku, social media dll? saya kira masih sedikit.
Itulah sekiranya hal-hal yang membuat orang hebat, orang biasa dan orang hebat yang berpikir hebat menjadi berbeda. Orang biasa (ordinary) banyak kita temui mungkin termasuk kita saat ini, belum ada kontribusi signifikan untuk dunia dan sesama, keberadaannya tidak begitu berkesan, orang hebat juga banyak, dihormati, dipuja dan dibanggakan karena keunggulan komparatif dan kompetitif dalam dirinya, tapi semua itu hanya untuk dirinya, kalaupun mau sharing sedikit saja, tapi orang hebat yang berpikir hebat, adalah orang yang setiap hari berpikir bagaimana berbagi dengan orang lain dengan kelebihan yang dimiliki, keberhasilan yang pernah diraih dan kegagalan yang pernah dialami, berpikir jika perlu seluruh dunia tahu apa yang akan dia bagi, sehingga ilmunya dan dirinya semakin berkembang.

yo, yo, yo,.... semoga atas dasar itulah blogger mulai lagi belajar, menulis, berbagi, dan melakukan banyak hal melalui blog ini, meski blogger bukanlah orang yang hebat, tapi berusaha menjadi yang terbaik dalam kebaikan, yoooo semua pasti sepakat???!!!